Senin, 30 September 2013

Untukmu,

Aku bukanlah penyair yang terlalu takut merasakan cinta ...
aku tidak terluka , aku melukai diri sendiri..
tatapan itu bukan hanya untuk ku seorang, bukan?
ini hanya aku, atau memang kita tak pernah ada?
segalanya ingin ku hapus seketika,
Kamu ajari aku cinta, tapi lelehan panas ini membakar jiwaku .,
hanya tersisa puing-puingnya saja, dengan tonggak-tonggak penyangga yang telah menerjang ajal menunggu tutup usia..

kenangan itu tak hilang, maunya ku ..
kita tak ada dalam suatu ruang yang sama atau dimensi waktu yang menakdirkan kita untuk pernah bercakap dan tertawa ,,
aku lelah, ingin sekali aku berteriak lantang padamu dan mengatakan ini semua telah usai ..
tinggalkan aku,
kau bukan siapa-siapa ..
kita hanyalah ilusi yang tericpta untuk kemudian menentukan jalan masing-masing nantinya..
salam hangat dan sayang itu tak ada lagi untukmu, untuk kita ..
aku ingin tenang dan tetap pada jalan yang semestinya, ,,
namun sayapku patah karena hatimu menerobos masuk ,..
membuatku bergeming hingga jatuh dan tak sadarkan diri ,,
aku yang terbang bebas di angkasa,, kau hendaki aku jatuh terhempas hingga akhirnya angin enggan membantuku pulang,,
dengan sinyum simpul itu kepalsuan kau mainkan ..
kau sandarkan aku padamu, tak kusadari ada sandiwara disana..

Aku masih terlelap pada tumpukan jerami yang kau sisakan dengan alasan menunggumu pulang,,
tapi sayang, busukmu tercium olehku ..
sekedar  tau, tapi  tak dapat kupungkiri ,..
aku bukanlah aku yang dulu,,

Original Posting By 
Miratul aufa
@facebook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar